Ads

Tuesday, August 08, 2006

Sebelas Tipe Suami

Dari Aisyah ra, berkata "Ada sebelas perempuan yangsaling berjanji untuk jujur dan tidak salingmerahasiakan sesuatu pun tentang tingkah lakusuaminya."

Yang pertama :
berkata, "Suamiku itu sangat bakhil dan akhlaknya buruk." (ini diungkapan dalam sebuah kiasan "daging onta yang busuk terletak di puncak gunung, puncak gunung susah untuk didaki", maksudnya sekalipun hanya sebuah daging busuk yang hendak diambil dari puncakgunung itu, namun mencapainya susah sekali. Betapa sangat bakhilnya sang suami, walau barang yang sangat tidak berharga sekalipun ia tidak mau memberikan kepada istrinya, sehingga merasa sangat sulit sekali dan susah meminta haknya (sang istri) dari suaminya, laksana susahnya orang mendaki gunung)

Yang kedua :
berkata, "Riwayat suamiku tak dapat aku sebutkan satu per satu. Karena aku khawatir berkepanjangan untukdibicarakan. Jika aku ceritakan, takut bulu kuduk yang mendengarnya berdiri semua dan keringat jadi bercucuran" (ini mengandung maksud betapa kasar dan banyaknya keaiban yang ada pada suaminya. Kekasaran dan kekejaman suaminya ini kalau diceritakan bisa membuat bulu roma pendengarnya berdiri dan keringat dingin keluar karena jengkel dan takutnya)

Yang ketiga :
berkata, "Suami saya sangat cerewet. Kalau saya bicara dia jatuhkan talak Kalau saya diam saja ia biarkan saya terkatung-katung" (mengandung makna bahwa kalau salahnya suami ditunjukkan maka sang istri dicerai, namun jika sang istri mendiamkan saja maka sang istri juga yang susah)

Yang keempat :
berkata, "Suami saya ibarat hawa Tihawah tidak panas tapi tidak dingin, tidak menakutkan tapi juga tidak membosankan"

Yang kelima :
berkata, "Suami saya kalau dirumah ibarat daun putri malu tapi kalau sudah di luar rumah seperti singa dan tak perlu ditagih apa yang dijanjikannya" (Maksudnya kalau di rumah malas, tak mau tahu urusan, namun kalau berada di luar rumah gesit dan berani)

Yang keenam :
berkata "Suami saya kalau makan rakus, kalau minum takpernah bersisa, kalau tidur tak ganti pakaian dan tak pernah membuka telapak tangannya supaya ketahuan penderitaannya." (Artinya urusannya tak boleh diketahui oleh orang lain dan penderitaannya pun tidak mau diceritakan kepada orang lain)

Yang ketujuh :
berkata, "Suami saya tukang pukul, pandir, semua sifat jelek ada padanya, ia suka melukai kepadamu, badanmu atau kedua-duanya."

Yang kedelapan :
berkata, "Suami saya kulitnya halus laksana bulu kelinci dan wangi laksana bunga melati."

Yang kesembilan :
berkata, "Suami saya rumahnya besar, pedangnya panjang, asap dapurnya tak pernah berhenti, dan pintunya selalu terbuka."

Yang kesepuluh :
berkata, "Suamiku adalah raja, bahkan lebih dari itu. Ia mempunyai onta lebih banyak di kandang dan jarang keluar. Kalau mendengar genderang, onta-onta itu sudah merasa akan mati" (maksudnya: sangat menghormati tamu dan sewaktu-waktu tersedia jamuan bagi tamu)

Yang kesebelas :
berkata, "Suamiku ibarat Abu Zar’. Siapa Abu Zar’? yaitu orang yang telinganya sarat dengan hiasan, ototnya kekar. Ia pandai menyenangkanku dan aku dapat pula menyenangkanya. Ia menyusul aku kepadang rumput dengan susah payah. Lalu ia berhasil menjadikan aku punya kuda, onta, tepung dan penggilingan. Kalau di sisinya aku suka bicara dan tak pernah diriku mencelanya. Aku enak-enak tidur siang, minum-minum dengan santai."

Kemudian siapakah Ummu Zar’? Yaitu yang lumbung makanannya banyak dan rumahnya luas. Dan siapakah IbnuZar’ (anak Abu Zar’) ? yaitu yang tempat tidurnya laksana sarung pedang dan bisa menjadi kenyang dengan susu induk angsa. Puteri Abu Zar?, siapakah dia? Ia adalah kesayangan ayah dan ibunya, badannya berisi dan membuat tetangga kanan kiri menjadi iri. Tetangga AbuZar’?

Siapakah tetangganya? Yaitu yang tidak suka menyebarkan ke sana dan ke mari omongan kita, tidak suka mengambil barang-barang kita dan tidak suka memenuhi rumah kita dengan sampah kurma yang jelek."Ummu Zar’ berkata, "Abu Zar’ pagi-pagi benar sudah keluar. Ia bertemu dengan perempuan muda yang menggendong kedua anaknya menggantungi seperti anak kera di bawah kedua payudaranya. Kemudian ia menceraikan saya dan kawin dengan perempuan tadi.

Beberapa hari setelah itu saya menikah lagi dengan laki-laki lain yang terhormat di kalangan sahabatnya. Ia seorang penunggang kuda, tukang panah dan memberikan kepadaku kesenangan-kesenangan yang sangat banyak serta menghadiahkan kepadaku setiap binatang sejodoh-sejodoh. Ia berkata, "Makanlah dan berikanlah kepada keluargamu wahai Ummu Zar’."Ummu Zar’ berkata, "Andaikata seluruh pemberiannya saya kumpulkan menjadi satu, tetapi masih tidak sampai sekaleng kecilnya dari pemberian Abu Zar’."

Kemudian Aisyah berkata, "Rasulullah SAW bersabda,"Aku dan kamu ibarat Abu Zar’ dengan Ummu Zar’ (Dalamriwayat lain ditambahkan : Tetapi Abu Zar’ mentalakUmmu Zar’ sedangkan Rasulullah SAW tidak mentalak Aisyah)
(HR Bukhari , Muslim dan Nasa’i)

Saudaraku, kira-kira termasuk "suami" yangbagaimanakah dirimu?

No comments:

MENCEGAH UPAYA SEKULARISASI PANCASILA

Oleh: K.H Ma'ruf Amin Maklumat ke-Indonesia-an yang digagas oleh sejumlah orang dalam simposium nasional di Fisip UI yang lalu, dengan ...