Senin, 06 November 2006
Sejumlah pemimpin pesantren dan aktivis organisasi Islam mulai menolak kedatangan Presiden AS George W Bush yang rencananya akan ke Bogor dengan menghabiskan dana 6 M
Hidayatullah.com--Rencana kunjungan Presiden Amerika Serikat George W Bush ke Indonesia terus menuai protes. Di Serang, Banten, sejumlah pimpinan pondok pesantren menolak kedatangan Bush yang dinilai selalu mendukung kebijakan Israel dan memusuhi negara-negara Islam di Timur Tengah. Penolakan pemimpin pondok pesantren ini disampaikan dalam silaturahmi pondok-pondok pesantren di Banten yang digelar di Pondok Pesantren Madarijul Ulum di Desa Pelamunan, Serang, Ahad (5/11). Pondok ini dipimpin oleh KH Awab Salhi kemarin.
Penolakan kunjungan Bush juga disampaikan Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Ustad Abubakar Ba`asyir. Usai berdialog dengan sejumlah tokoh Katolik di Yogyakarta, Ustad Abu mengatakan, kunjungan Bush ke Indonesia hanya akan membawa bencana bagi rakyat. Dia menyebut Bush sebagai "teroris besar" yang selalu menebar kekerasan melalui politik luar negeri Amerika Serikat.
Penolakan kehadiran Bush juga datang dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI). Sabtu, (4/11) kemarin, ratusan orang yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI) berunjuk rasa di depan Gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Mereka berdemonstrasi menolak kedatangan Presiden AS George Walker Bush yang rencananya akan ke Bogor, Jawa Barat, pada 8 sampai 20 November mendatang.
Dalam orasinya, demonstran menilai jika pemerintah menerima kedatangan Bush ke Tanah Air, maka secara tidak langsung Indonesia telah menyetujui langkah agresi militer AS dan sekutunya ke Afghanistan dan Iraq.
Sebagaimana diketahui, jika tak ada aral melintang, 20 November mendatang, Presiden AS George W. Bush menyambangi Kota Bogor.
Bahkan dengan kedatangan Bush ini, Pemkot Bogor dikabarkan tengah menyiapkan dana sekitar 6 miliar untuk menyambut Presiden Bush di Istana Bogor selama enam jam. Diantaranya, Pemkot sedang menyiapkan landasan khusus buat helikopter Black Hawk milik Amerika Serikat di Kebun Raya Bogor.
Sebelumnya, berita ini sempat mendapat kritik tajam kalangan DPR. Anggota Komisi I DPR RI asal Jawa Barat Deddy Jamaluddin Malik mengatakan, agar Pemkot Bogor tidak mengorbankan anggaran milik masyarakat. "
Ini sangat luar biasa borosnya. Ini perlu pengawasan dari DPRD setempat agar dana itu tidak diloloskan," kata Deddy. [cha, berbagai sumber]
No comments:
Post a Comment