Ads

Wednesday, April 04, 2007

Ubur-ubur Kotak Punya Penglihatan Seperti Manusia

Selasa, 03 April 2007 - 12:32 wib

Tidak seperti ubur-ubur pada umumnya yang hanya bergerak mengikuti arus air, seekor ubur-ubur kotak beracun bisa begitu gesit berenang di air. Hal ini membuatnya istimewa karena di balik kemampuannya, ia memiliki mata yang mirip mata manusia.

Ubur-ubur kotak tergolong hewan laut yang sangat aktif, dapat bergerak cepat di antara rintangan dan berbelok hingga 180 derajat alias berbalik arah. Para ilmuwan memprediksi sebagian dari 24 mata yang dimiliki ubur-ubur kotak mampu menangkap gerakan objek yang ada di dekatnya sehingga dapat bergerak setangkas itu.

"Dilihat dari perilakunya, mereka berbeda dengan ubur-ubur pada umumnya," ujar Anders Garm, ketua tim peneliti dari Universitas Lund, Swedia. Rangkaian matanya terletak di struktur yang berbentuk mirip mangkuk yang tergantung di badannya yang berbentuk seperti kubus.

Kalau manusia hanya memiliki sepasang mata yang memiliki fungsi beragam dari mendeteksi warna, ukuran, bentuk, dan intensitas cahaya, ubur-ubur kotak memiliki empat buah mata yang masing-masing punya fungsi berbeda. Sepasang mata yang paling primitif hanya mendeteksi tingkat pencahayaan, namun sepasang mata lainnya lebih canggih karena dapat mendeteksi warna dan ukuran objek.

Untuk menguji cara kerja matanya, Garm meletakkan ubur-ubur kotak di sebuah ruangan yang berisi air mengalir dan memasukkan objek-objek berbeda untuk melihat reaksi ubur-ubur. Terlihat bahwa ubur-ubur dengan mudah menghindari objek yang berbeda ukuran dan warna namun kesulitan menghadapi objek yang transparan.

Temuan ini mengejutkan karena ubur-ubur satu-satunya hewan tingkat rendah dari filum Cnidaria yang memiliki mata sekompleks ini. Dengan memahami cara kerja matanya, para ilmuwan berharap dapat mempelajari sejarah dan proses evolusi mata.

Sumber: LiveScience.com
Penulis: Wah

No comments:

MENCEGAH UPAYA SEKULARISASI PANCASILA

Oleh: K.H Ma'ruf Amin Maklumat ke-Indonesia-an yang digagas oleh sejumlah orang dalam simposium nasional di Fisip UI yang lalu, dengan ...