Ads

Thursday, April 20, 2006

PUISI ROKOK (V)

BETAPA BERATNYA MEMENANGKAN PERANG MELAWAN DIRI SENDIRI
(WAWANCARA DENGAN EMPAT MAYAT)
(Oleh : Taufiq Ismail)

Ada wartawan di rumah sakit mewawancara empat mayat, sebelum ke rumah keluarga jenazah-jenazah diangkat
Wartawan itu memegang kertas status pasien yang sudah jadi jenazah itu
Dia bertanya pada mayat yang satu;
"Bapak mati karena kanker paru-paru ?"
"Bukaann. Saya mati karena penyakit rokok"
Dia bertanya pada yang kedua;
"Bapak mati karena serangan stroke ?"
"Bukaann. Saya mati karena penyakit rokok"
Dia bertanya pada yang terakhir, masih muda dia, mayat keempat.
"Kamu mati karena serangan jantung mendadak?"
"Bukaann. Saya mati karena penyakit rokok"
Kemudian wartawan itu menulis dikoran tabloidnya, terbit pada keesokan harinya
"Disebuah rumah sakit, menurut pengakuan empat mayat, mereka mati bukan karena kanker paru-paru, bukan karena serangan jantung koroner, bukan karena angina pectoris atau stroke, tapi karena penyakit rokok".
Keesokannya semua maskapai rokok membantah wawancara dengan empat mayat itu.
Sebuah jumpa pers dilangsungkan disebuah hotel berbintang lima, diseberang Departemen Kesehatan di jalan Kuningan ibu kota Indonesia.
Kepala Public Relation Departemen gabungan, di depan media massa memberi pernyataan; "Wawancara itu tidak ilmiah. Tidaak ada penyakit rokok. Rokok tidak bersalah. Tembakau tidak berdosa. Kalau kanker paru-paru, yaa sebutkan kanker paru-paru. Kalau stroke, yaaa katakan saja stroke angina pectoris. Kalau serangan jantung koroner, yaaa sebutkan terus terang serangan jantung koroner.
Kenapa rokok dilibat-libatkan ? Tidaak ada penyakit rokok. Tidak ada !. Yang fair dongk, lagipula mayat tidak bisa bicara kan".

No comments:

MENCEGAH UPAYA SEKULARISASI PANCASILA

Oleh: K.H Ma'ruf Amin Maklumat ke-Indonesia-an yang digagas oleh sejumlah orang dalam simposium nasional di Fisip UI yang lalu, dengan ...