Ads

Thursday, June 01, 2006

Sultan HB X Minta Truk Bantuan Logistik Dikawal TNI/Polri

Yogyakarta-RoL-- Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menyesalkan adanya penjarahan terhadap bantuan logistik untuk para korban gempa di tengah jalan.

Karena itu, ia meminta agar setiap truk yang mengangkut bantuan logistik bagi para korban gempa dikawal jajaran TNI/Polri, guna mengantisipasi kemungkinan dijarah orang. "Dalam rapat Satkorlak Penanggulangan Bencana DIY sudah diputuskan akan dilakukan pengawalan terhadap setiap truk atau kendaraan angkutan bahan logistik untuk pengungsi korban bencana gempa," ujar dia yang juga Ketua Satkorlak Penanggulangan Bencana (PB) DIY di Kepatihan Yogyakarta, Rabu.

Permintaan Sultan HB X itu langsung ditindaklanjuti di lapangan, sehingga kini setiap truk yang mengangkut bantuan logistik yang keluar dari Posko Satkorlak PB di Kepatihan Yogyakarta dikawal oleh polisi maupun anggota TNI.

Dengan demikian, upaya untuk melakukan penjarahan terhadap bantuan logistik dapat dihindari, dan bantuan bisa langsung ke tempat tujuan yaitu para pengungsi atau korban bencana gempa yang ada di wilayah DIY.

Ia mengatakan semestinya tidak ada penjarahan distribusi bantuan logistik pengungsi, jika semua menyadari bahwa yang lainnya juga belum memperoleh bantuan logistik. "Saya minta penjarahan bantuan logistik dihentikan, mereka yang sudah memperoleh bantuan hendaknya memberikan kesempatan warga lain yang belum memperoleh bantuan," sambungnya.

Pada kesempatan itu Sultan mengingatkan bahwa pasca gempa diindikasikan sudah banyak orang dari luar daerah yang masuk Yogyakarta dan berada di lokasi bencana. Pihaknya bukan menuduh mereka yang melakukan penjarahan maupun tindak pencurian harta benda milik korban yang ditinggalkan, jadi jangan salah paham dalam masalah ini.

"Karena itu saya berharap agar tidak hanya aparat keamanan yang menjaga, tapi perlu peran warga sendiri untuk menjaga lingkungannya dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan adanya musibah ini," katanya.

Sementara itu, di tempat terpisah Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Departemen Kehutanan Ir Tri Wibowo mengatakan polisi kehutanan (Polhut) siap membantu aparat kepolisian mengamankan aksi pencurian terhadap harta benda milik korban bencana gempa yang saat ini masih ditinggalkan di reruntuhan rumahnya.

"Kami siap membantu pengamanan dengan melakukan patroli keliling desa atau kampung di wilayah yang dilanda bencana," ujar dia yang didampingi Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Dephut Ir Broto Hadi di Yogyakarta.

Mengenai upaya memberi bantuan bagi para korban bencana gempa di DIY dan Jateng, ia mengatakan masa tanggap darurat bencana ini pihaknya menerjukan Manggala Agni dan Polisi Kehutanan Kementerian Kehutanan RI. Mereka siap membantu penanganan korban bencana yang ada di DIY dan Jateng dengan mengerahkan 150 personil Polisi Kehutanan, 22 mobil serta puluhan sepedamotor.

Tugas Manggala Agni dan Polhut adalah membantu evakuasi dan penyelamatan, pengamanan harta benda milik warga masyarakat yang menjadi korban bencana, mendistribusikan bantuan logistik serta siap membantu Patroli keliling yang dilakukan Polri demi keamanan harta benda yang masih berada di bawah reruntuhan bangunan.

Disamping itu, juga membantu mendistribusikan bantuan lain, dan Posko Bencana Departemen Kehutanan juga membuat lima dapur umum yang tersebar di berbagai tempat, yaitu di Kabupaten Bantul dan Klaten. Saat ini akan dibangun lagi enam dapur umum di kedua daerah tersebut di enam titik.

Ketika ditanya berapa lama Manggala Agni dan Polhut membantu pemulihan di lokasi bencana, Tri Wibowo menjelaskan mereka akan ditugaskan hingga 10 hari ke depan. Disamping itu, untuk rekonstruksi, tim ini juga siap dikerahkan dengan bimbingan Menteri Kehutanan dan dari Satkorlak PB DIY dan Jateng, sambungnya. antara/abi

Sementara itu, Metrotvnews.com, Yogyakarta menginformasikan bahwa Pemerintah mengumumkan korban tewas akibat gempa bumi berkekuatan 5,9 skala Righter di Yogyakarta dan Jawa Tengah, 27 Mei silam. Hingga Kamis (1/6) pagi, korban tewas akibat bencana tersebut bertambah menjadi 6.234 orang.

Seluruh korban tewas berasal dari 10 kabupaten di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Hampir dua pertiga di antaranya tinggal di Kabupaten Bantul. Sedangkan 1.668 korban tewas lainnya berasal dari Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Pemerintah juga menyebutkan lebih dari 67 ribu rumah rata dengan tanah dan lebih dari 72 ribu rumah lainnya rusak akibat bencana tersebut.(BEY)

No comments:

MENCEGAH UPAYA SEKULARISASI PANCASILA

Oleh: K.H Ma'ruf Amin Maklumat ke-Indonesia-an yang digagas oleh sejumlah orang dalam simposium nasional di Fisip UI yang lalu, dengan ...